STOP
Wasting Food, gambar: salon.com
Memang mengejutkan dan juga memprihatinkan, tiap tahun manusia diseluruh dunia membuang makanan sampai 1,3 miliar ton. Padahal, saat ini beberapa negara di dunia mengalami krisis pangan dan gizi buruk. Penelitian mengungkapkan, makanan terbuang percuma menjadi berkontribusi menambah emisi gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global.
Makanan adalah kebutuhan penting manusia, namun dibalik semua itu terdapat laporan mengkhawatirkan dari Organisasi Pangan dan Pertanian PBB yang kita sebut FAO, yakni setiap tahun 1,3 miliar ton yang terbuang bersama dengan tanah, energi, air dan bahan kimia yang diperlukan untuk memproduksi dan membuangnya. Angka tersebut berarti juga menyia-nyiakan hampir 30 persen lahan pertanian dunia, serta volume air sebanyak debit tahunan Sungai Volga di Rusia, yang merupakan sungai terpanjang di Eropa.
Dengan demikian laporan tersebut mencatat bahwa pemborosan makanan telah menjadi emitor karbondioksida terbesar ketiga setelah emisi karbon yang dihasilkan negara Amerika dan China.
Bagaimana hal tersebut terjadi?
Makanan yang terbuang memerlukan sekitar 250 kilometer kubik air setara dengan debit air tahunan Sungai Volga, atau tiga kali volume Danau Jenewa menurut catatan laporan. Produksi makanan juga bergantung pada hampir 1,4 miliar hektar lahan, yang berarti sekitar 30 persen dari luas lahan pertanian dunia sedang dieksploitasi sia-sia.
Dan tahukah Anda bahwa penduduk yang menghuni Bumi ini ada sekitar 7 miliyar jiwa dengan Benua Asia yang memiliki jumlah penduduk terbanyak sekitar 4,221,013,428 jiwa, kemudian Afrika dengan jumlah 1,056,035,237 jiwa, Benua Amerika dengan berjumlah 947,209,798 jiwa, serta Eropa berjumlah 738,356,924 jiwa, yang terakhir adalah bagian Oceania sebanyak 37,384,613 jiwa. Data tersebut berdasarkan hasil laporan dari 7billionworld.com.
Populasi di Dunia, Yang ditandai bulatan adalah tempat populasi terbanyak termasuk Indonesia. gambar: mnn.com
Dari 7 miliyar orang, sebagian orang membuang makanan secara percuma ditengah kelaparan yang melanda di Afrika bahkan negaranya sendiri. Apakah kita salah satu diantaranya? Semoga ini jadi pengingat bagi kita semua untuk memanfaatkan makanan sebaik-baiknya dan tidak membuangnya dengan percuma.
Darimanakah sampah makanan tersebut berasal?
Berasal dari konsumen yang membeli terlalu banyak dan membuangnya apa yang mereka tidak bisa makan. Selain itu, di negara berkembang, hal ini terutama terjadi karena sistem pertanian yang tidak efisien dan fasilitas penyimpanan yang tidak tepat .
Sekitar $ 750.000.000.000 per tahun biaya makanan yang terbuang dengan percuma termasuk ikan dan seafood. Sangat miris dan berbanding terbalik dengan banyaknya orang-orang yang kelaparan karena tiada makanan.
Anak-anak jalanan memungut sisa makanan yang terbuang. gambar: kashif-ali.com
Lalu apa yang akan terjadi dengan kehidupan kita di Bumi?
Pemborosan makanan terlalu banyak menghasilkan senyawa eksternalitas negatif pada pertanian tunggal dan perluasan pertanian ke daerah liar membuat hilangnya keanekaragaman hayati, termasuk mamalia, burung, ikan dan amfibi.
Apa yang harusnya kita lakukan?
Penggunaan makanan lebih efisien dapat memberikan kontribusi yang signifikan untuk mengurangi gas rumah kaca, dan akan memberikan faktor penting lainnya.
Mengurangi pemborosan makanan tidak hanya akan menghindari tekanan pada sumber daya alam yang langka, tetapi juga mengurangi kebutuhan untuk meningkatkan produksi pangan sebesar 60 persen dalam rangka untuk memenuhi permintaan penduduk pada tahun 2050.
Semoga kedepannya kita lebih efisien dalam membeli makanan yang benar-benar kita makan semuanya. Perlu diketahui bahwa untuk membuat makanan memerlukan air hingga energi untuk proses produksinya.